LAPORAN OBSERVASI GEOGRAFI TANAH

Laporan
OBSERVASI
GEOGRAFI TANAH

DisusunOleh:
Nama    : Oka Marzhatillah
Nim     : 1206101040097

DosenPembimbing :
Drs. Hasmunir, M.Si








Program Studi Pendidikan Geografi
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Syiah Kuala
Banda Aceh
2014




KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul “Observasi Geografi Tanah”. Tepat waktu.
Rahmat dan sejahtera kita sanjung-sajikan kepada penghulu kita baginda Rasulullah SAW yang telah membawa kita kepada alam yang waazih.
Namun walaupun demikian penulis menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih memerlukan penyempurnaan yang lebih baik lagi. Dengan demikian penulis juga menerima kritikan dan saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun demi meningkatkan kualitas makalah penulis dimasa yang akan datang.
        Akhirul kalam, semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi penulis serta pembaca semuanya. Amin Ya Rabbal ‘alamin.



DAFTAR ISI




 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Tanah adalah tubuh alamiah yang terdiri dari lapisan (horison tanah) dari unsur mineral ketebalan variabel, yang berbeda dari bahan induk dalam morfologi, fisik, kimia, dan karakteristik mineralogi.
Faktor pembentukan tanah, atau pedogenesis, adalah efek gabungan proses fisik, kimia, biologi, dan antropogenik pada bahan induk tanah. Tanah genesis melibatkan proses yang mengembangkan lapisan atau horizon dalam profil tanah. Proses ini melibatkan penambahan, kerugian, transformasi dan translokasi bahan yang membentuk tanah. Mineral berasal dari batuan lapuk mengalami perubahan yang menyebabkan pembentukan mineral sekunder dan senyawa lainnya yang variabel larut dalam air.
Tanah merupakan bagian penting bagi kehidupan manusia, maupun makhluk hidup lainnya. Tanah menjadi tempat berpijak setiap manusia maupun hewan. dan tanah merupakan tempat hidup atau tumbuhnya tumbuhan.  Begitu pentingnya tanah bagi kehidupan kita segala sesuatu yang kita kerjakan berhubungan dengan tanah, karena itu perlu kita mengakaji lebih lanjut segala sesuatu yang berhubungan dengan tanah.

1.2 Rumusan Masalah

1.      Bagaimana menentukan profil tanah?
2.      Bagaimana menentukan sifat fisik dan kimia tanah?
3.      Bagaimana menentukan kandungan bahan organik dengan menggunakan H2O2 dan HCL?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pelaksanaan observasi geografi tanah ini adalah mahasiswa diharapkan mampu dan mengerti tentang:
1.       Mengenal profil tanah di lapangan
  1. Menentukan batas horizon tanah pada suatu panampang profil di lapangan, ketebalan horizon dan kedalaman solum tanah
  2. Menentukan sifat-sifat fisik tanah di lapangan antara lain : warna tanah, struktur, konsistensi, tekstur, dan perakaran.
  3. Menentukan sifat kimia antara lain: PH dengan menggunakan kertas indikator pada larutan tanah dengan menggunakan pelarutan aquades dan Kcl.
  4. Menentukan kandungan bahan organik dengan menggunakan H2O2 dan HCL.

1.4 Waktu dan Tempat

Adapun observasi yang kami lakukan pada:
Hari                 : Minggu
Tanggal           : 01 Juni 2014
Pukul               : 10:00 s/d selesai
Tempat            : Desa ie suum Kecamatan Mesjid Raya Kabupaten Aceh Besar.



BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Tanah

Beberapa pendapat mengenai pengertian tanah yaitu:
a.        Marbut (ahli tanah Amerika Serikat)
Tanah adalah bagian terluar dari kulit bumi yang biasanya dalam keadaan lepas-lepas, lapisannya bisa sangat tipis dan bisa sangat tebal, perbedaannya dengan lapisan di bawahnya adalah hal warna, struktur, sifat fisik, sifat biologis, komposisi kimia, proses kimia dan morfologinya.
b.        Hilgard (ahli tanah dari Amerika)
Tanah adalah material lepas-lepas dan agak kering yang dipakai untuk tempat akar tanaman dalam mencari makanan dan sarana pertumbuhan tanaman.
c.         Menurut Kamus Umum
Tanah adalah lapisan permukaan tanah yang gembur, seperti halnya lahan, debu dengan bumi.
d.        Menurut Ensiklopedi Indonesia
Tanah adalah campuran bagian-bagian batuan dengan material serta bahan organik yang merupakan sisa kehidupan yang timbul pada permukaan bumi akibat erosi dan pelapukan karena proses waktu.

2.2. Proses Pembentukan Tanah

Pembentukan tanah di bagi menjadi empat tahap, yaitu:
a.         Batuan yang tersingkap ke permukaan bumi akan berinteraksi secara langsung dengan atmsosfer dan hidrosfer. Pada tahap ini lingkungan memberi pengaruh terhadap kondisi fisik. Berinteraksinya batuan dengan atmosfer dan hidrosfer memicu terjadinya pelapukan kimiawi.
b.         Setelah mengalami pelapukan, bagian batuan yang lapuk akan menjadi lunak. Lalu air masuk ke dalam batuan sehingga terjadi pelapukan lebih mendalam. Pada tahap ini di lapisan permukaan batuan telah ditumbuhi calon makhluk hidup.
c.         Pada tahap ke tiga ini batuan mulai ditumbuhi tumbuhan perintis. Akar tumbuhan tersebut membentuk rekahan di lapisan batuan yang ditumbuhinya. Di sini terjadilah pelapukan biologis.
d.        Di tahap yang terakhir tanah menjadi subur dan ditumbuhi tanaman yang ralatif besar.

2.3 Faktor Pembentukan Tanah

Ada beberapa faktor pembentukan tanah, diantaranya :
a.       Iklim
·      Suhu
Jika suhu semakin tinggi maka makin cepat pula reaksi kimia berlangsung.
·      Curah Hujan
Makin tinggi curah hujan, makin tinggi pula tingkat keasaman tanah.
b.      Bahan Induk
Yang dimaksud bahan induk adalah bahan penyusun tanah itu sendiri yang berupa batuan.
c.       Bahan Organik
Bahan organaik berpengaruh dalam pembentukan warna dan zat hara dalam tanah.
d.      Makhluk Hidup
Semua makhluk hidup berpengaruh.Baik itu jasad renik, tumbuhan, hewan bahkan manusia.
e.       Topografi
Topografi alam dapat mempercepat atau memparlambat kegiatan iklim.Misalnya pada topografi miring membuat kecepatan air tinggi dan dapat meyebabkan terjadinya erosi.

f.       Waktu
Lamanya bahan induk mengalami pelapukan dan perkembangan tanah memainkan peran penting dalam menentukan jenis tanah yang terbentuk.

2.4 Sifat Fisik Tanah

a.    Tekstur Tanah
Ukuran relatif partikel tanah dinyatakan dalam istilah tekstur yang mengacu pada kehalusan atau kekasaran tanah. Lebih khasnya, tekstur adalah perbandingan relatif pasir, debu, dan tanah liat (Foth 1994). Menurut Hanafiah (2005) tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori makro (besar) disebut lebih poreus.
b.    Kerapatan Limbak (Bulk Density)
Kerapatan Limbak atau Bulk Density (BD) adalah nisbah berat tanah teragregasi terhadap volumenya, yang dinyatakan dalam satuan g/cc. Volume tanah merupakan volume bagian padat (anorganik dan organik), dan volume pori tanah. Bulk Density biasanya digunakan untuk keperluan pemupukan, pengairan, maupun untuk perhitungan total ruang pori tanah.
c.    Ruang Pori dan Porositas Tanah
Ruang pori tanah yaitu bagian dari tanah yang ditempati oleh air dan udara, sedangkan ruang pori total terdiri atas ruangan diantara partikel pasir, debu, dan liat serta ruang diantara agregat-agregat tanah (Soepardi 1983). Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara (Hanafiah 2005).



d.   Kadar Air
Pori tanah dapat dibedakan menjadi pori kasar dan pori halus. Pori kasar berisi udara atau air gravitasi (air yang mudah hilang karena gaya gravitasi), sedang pori halus berisi air kapiler dan udara (Hardjowigeno 2003). Ukuran pori dan kemantapan pori berpengaruh terhadap daya infiltrasi, semakin besar dan mantap pori tersebut maka daya infiltrasi akan semakin besar.
e.    Permeabilitas
Permeabilitas adalah kecepatan laju air dalam medium massa tanah. Sifat ini penting artinya dalam keperluan drainase dan tata air tanah.Bagi tanah-tanah yang bertekstur halus biasanya mempunyai permeabilitas lebih lambat dibanding tanah bertekstur kasar. Nilai permeabilitas suatu solum tanah ditentukan oleh suatu lapisan tanah yang mempunyai nilai permeabilitas terkecil (Hardjowigeno 2003).Tanah dengan struktur mantap adalah tanah yang memiliki permeabilitas dan drainase yang sempurna, serta tidak mudah didespersikan oleh air hujan.
f.     Air Tersedia
Air tanah merupakan sebagian fase cair tanah yang mengisi sebagian atau seluruh ruang pori tanah. Air tanah berperan penting dari segi pedogenesis maupun dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman. Pertukaran kation, dekomposisi bahan organik, pelarutan unsur hara dan kegiatan jasad-jasad mikro hanya akan berlangsung dengan baik apabila tersedia air dan udara yang cukup (Haridjaja et al.1983).




2.5 Sifat Kimia Tanah

a.       Derajat Kemasaman Tanah (pH)
Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH.Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam tanah. Makin tinggi kadar ion H+ didalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang jumlahnya berbanding terbalik dengan banyaknya H+.
b.      C-Organik
Kandungan bahan organik dalam tanah merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menentukan keberhasilan suatu budidaya pertanian.Hal ini dikarenakan bahan organik dapat meningkatkan kesuburan kimia, fisika maupun biologi tanah.Penetapan kandungan bahan organik dilakukan berdasarkan jumlah C-Organik (Anonim 1991).Bahan organik tanah sangat menentukan interaksi antara komponen abiotik dan biotik dalam ekosistem tanah.
c.       N-Total
Nitrogen merupakan unsur hara makro esensial, menyusun sekitar 1,5 % bobot tanaman dan berfungsi terutama dalam pembentukan protein. Sumber N berasal dari atmosfer sebagai sumber primer, dan lainnya berasal dari aktifitas didalam tanah sebagai sumber sekunder.Fiksasi N secara simbiotik khususnya terdapat pada tanaman jenis leguminoseae sebagai bakteri tertentu. Bahan organik juga membebaskan N dan senyawa lainnya setelah mengalami proses dekomposisi oleh aktifitas jasad renik tanah.
d.      P-Bray
Unsur Fosfor (P) dalam tanah berasal dari bahan organik, pupuk buatan dan mineral-mineral di dalam tanah.Fosfor paling mudah diserap oleh tanaman pada pH sekitar 6-7 (Hardjowigeno 2003).kadar P-Larutan merupakan hasil keseimbangan antara suplai dari pelapukan mineral-mineral P, pelarutan (solubilitas).
e.       Kalium (K)
Kalium merupakan unsur hara ketiga setelah Nitrogen dan Fosfor yang diserap oleh tanaman dalam bentuk ion K+. Muatan positif dari Kalium akan membantu menetralisir muatan listrik yang disebabkan oleh muatan negatif Nitrat, Fosfat, atau unsur lainnya. Hakim et al. (1986), menyatakan bahwa ketersediaan Kalium merupakan Kalium yang dapat dipertukarkan dan dapat diserap tanaman yang tergantung penambahan dari luar.
f.       Natrium (Na)
Natrium merupakan unsur penyusun lithosfer keenam setelah Ca yaitu 2,75% yang berperan penting dalam menentukan karakteristik tanah dan pertumbuhan tanaman terutama di daerah kering dan agak kering yang berdekatan dengan pantai, karena tingginya kadar Na di laut, suatu tanah disebut tanah alkali jika KTK atau muatan negatif koloid-koloidnya dijenuhi oleh ≥ 15% Na.
g.      Kalsium (Ca)
Kalsium tergolong dalam unsur-unsur mineral essensial sekunder seperti Magnesium dan Belerang.Ca2+ dalam larutan dapat habis karena diserap tanaman, diambil jasad renik, terikat oleh kompleks adsorpsi tanah, mengendap kembali sebagai endapan-endapan sekunder dan tercuci (Leiwakabessy 1988).Adapun manfaat dari kalsium adalah mengaktifkan pembentukan bulu-bulu akar dan biji serta menguatkan batang.
h.      Magnesium (Mg)
Magnesium merupakan unsur pembentuk klorofil.Seperti halnya dengan beberapa hara lainnya, kekurangan magnesium mengakibatkan perubahan warna yang khas pada daun.Kadang-kadang pengguguran daun sebelum waktunya merupakan akibat dari kekurangan magnesium (Hanafiah 2005).
i.        Kapasitas Tukar Kation (KTK)
Kapasitas tukar kation (KTK) merupakan sifat kimia yang sangat erat hubungannya dengan kesuburan tanah. Tanah-tanah dengan kandungan bahan organik atau kadar liat tinggi mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah-tanah dengan kandungan bahan organik rendah atau tanah-tanah berpasir (Hardjowogeno 2003).
j.        Kejenuhan Basa (KB)
Kejenuhan basa adalah perbandingan dari jumlah kation basa yang ditukarkan dengan kapasitas tukar kation yang dinyatakan dalam persen.Kejenuhan basa rendah berarti tanah kemasaman tinggi dan kejenuhan basa mendekati 100% tanah bersifal alkalis.Tampaknya terdapat hubungan yang positif antara kejenuhan basa dan pH.Akan tetapi hubungan tersebut dapat dipengaruhi oleh sifat koloid dalam tanah dan kation-kation yang diserap.   Tanah dengan kejenuhan basa sama dan komposisi koloid berlainan, akan memberikan nilai pH tanah yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan derajat disosiasi ion H+ yang diserap pada permukaan koloid (Anonim 1991).
Kejenuhan basa selalu dihubungkan sebagai petunjuk mengenai kesuburan sesuatu tanah.Kemudahan dalam melepaskan ion yang dijerat untuk tanaman tergantung pada derajat kejenuhan basa.Tanah sangat subur bila kejenuhan basa > 80%, berkesuburan sedang jika kejenuhan basa antara 50-80% dan tidak subur jika kejenuhan basa < 50 %. Hal ini didasarkan pada sifat tanah dengan kejenuhan basa 80% akan membebaskan kation basa dapat dipertukarkan lebih mudah dari tanah dengan kejenuhan basa 50%.



BAB III

PROSEDUR KERJA

3.1 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan :
·      Bor Tanah
·      Buku Munsel
·      Kantong plastic
·      Spidol
·      Meteran
·      Pisau/cater
·      pH teskit
·      Cangkul
·      Piring kecil/ wadah
·      Alat tulis
Bahan-bahan yang digunakan :
·      Aquades
·      HCl
·     

3.2 Cara Kerja Pemboran

a.       Lokasi pemboran harus dibersihkan dari vegetasi atau kotoran sampah, tetapi harus tidak mengganggu lapisan permukaan tanah
b.      Pemboran dilakukan dengan hati-hati
c.       Bor diputar searah jarum jam sambil ditekan perlahan-lahan
d.      Putar dan tekan bor, sampai seluruh mata bor masuk ke dalam tanah
e.       Keluarkan mata bor dari dalam tanah secara perlahan-lahan dan mata bor jangan diputar
f.       Seterusnya mata bor diletakkan diatas plastic, kemudian tanah dengan mata pisau dari mata bor dan tamping diatas alas yang sudah disediakan
g.      Dengan jalan yang sama (2s/d 6) lakukan sampai kedalaman 150 cm atau menurut kedalaman yang dibutuhkan dan sampai mana bor bisa masuk
h.      Tanah dari mata bor disusun secara sistematis mulai dari atas sampai yang paling bawah
i.        Kemudian lakukan pengamatan dengan mencatat beberapa sifat tanah seperti tercantum dalam daftar isian pemboran.

3.3 Cara Kerja Pembuatan Lubang Profil

a.       Bersihkan permukaan tanah pada bagian mana profil akan dibuka/gali sari semak atau kotoran
b.      Beri tanda dan tarik garis dengan ukuran 150 x 100 cm
c.       Mulai menggali dengan menggunakan cangkul atau sekop sampai kedalaman 150 cm
d.      Penampang tanah yang hendak diperiksa harus mendapat sinar matahari
e.       Tanah galian jangan ditimbun pada sisi penampang pemeriksaan
f.       Buat tangga untuk memudahkan pemeriksaan
g.      Pengamatan dapat dimulai dengan ketentuan sebagai berikut:
·         Penampang pemeriksaaan harus bersih dan tenang
·         Semua alat bahan harus bersih
·         Jangan melakukan pengamatan setelah jam 17.00 WIB atau pada saat hujan
·         Sediakan daftar profil dan alat tulis catat hasil pengamatan secara berturut-turut.
h.      Sediakan daftar profil dan lat tulis, catat hasil pengamatan secara berturut-turut:
·         Buatlah tusukan tusukan untuk pada penampang dengan menggunakan pisau. Bersamaan dengan itu remaslah sedikit tanah untuk mengetahui tekstur dan konsistensi.
·         Sambil memperhatikan tekstur, warna dan lainnya tandailah batas lapisan atau horizon
·         Berikan nomor-nomor dari masing masing horizon serta topografinya
·         Amati dan tentukan masing-masing horizon secara berturu-turut dari atas sampai kebahan induk
·         Berikan simbol lapisan/horizon sesuai dengan keterangan yang didapat.













BAB IV

PEMBAHASAN DAN HASIL PAKTIKUM
3.1 Pendeskripsian Observasi Geografi Tanah
Pada tanggal 1 Juni 2014 kami melakukan observasi geografi tanah ke desa Ie Su’um kecamatan Mesjid Raya yang terletak di kabupaten Aceh Besar. Disana kami melakukan penelitian di kawasan Riset II university Farm tempat ini merupakan pusat peneliatian tanaman dan peternakan.
Sesampainya disana kami dibagi tiga kelompok  berdasarkan dosen pengasuh masing masing yang dipandu oleh dosen dan asisten dosen dan diberi pengarahan dan kata sambutan oleh pegawai Riset II Universitas Farm. Kami melakukan penelitian yang dibimbing oleh Pak Iwan dan satu orang asisten yaitu Bang Okta di daerah topografi yang datar bagian lembah bukit. Kemudian barulah kami mengadakan penelitian terhadap tanah.
3.2 penggunaan Bor Tanah
Pertama yang kami lakukan ialah melakukan pengamatan tanah dengan menggunakan alat Bor Tanah alat ini dipakai untuk memperoleh informasi sifat tanah secara sepintas seperti tektur tanah, warna, kedalaman efektif ( solum, konsistensi , ketebalan horizon dan perubhan warna batuan di permukaan dan didalam tanah). pertama lokasi pemboran harus dibersihkan, lalu pemboran dilakukan dengan hati –hati putar dan tekan bor  searah jarum jam smapai seluruh mata bor masuk kedalam tanah ukuran satu mata bor sekitar 20 cm. kemudian tarik kembali bor kepermukaan dan keluarkan tanah yang terdapat di mata bor, lakukan pengeboran yang sama 2 atau 4  kali pengeboran. Tanah dari mata bor disusun secara sistematik mulai dari atas sampai paling bawah. Kemudian kiata lakukan pengamatan dengan mencatat beberapa sifat tanah yang kita dapat kan melalu pengeboran.

Dari hasil pengamatan dengan menggunakan bor tersebut diketahui bahwa tanah didaerah tersebut berjenis alluvial dengan tekstur tanah semakin kedalam semakin berdebu atau lempung berdebu dengan warna  semakin kedalam semakin coklat atau keabu – abuan.
3.3 Pembuatan Lubang Profil Tanah
Hal yang kedua kami lakukan saat praktikum ialah pembuatan lubang profil tanah, profil tanah ialah suatu penampang vertical tanah yang terdiri dari lapisan tanah (solum) samapai pada lapisan bahan induk dibawah tanah, solum tanah ialah lapisan dari profil tanah yang terbentuk akibat proses pembentukan tanah ( biasanya dimulai dari horizon A hingga horizon B).
Cara kerja pembuatan lubang profil tanah ialah
Pertama bersihkan permukaa tanah dari semak dan kotoran kemudian tarik garis sebagai penanda dengan ukuran P x L = 150 x 100 cm lalu mulai menggali denga mnggunakan cangkul.  pada saat observasi kami menggalinya tidak sampai pada kedalam 150 cm.
Setelah lubang profil selesai dibuat, kami mulai melakukan pengamatan tanah, dari hasil pengamatan tersebut kami mengetahui tanah yang terdapat ditempat kami melaksanakan praktikum tersebut berjenis tana aluvial karena horizon o nya belum terbentuk, ketika melakukan penelitian didaerah tersebut berada pada relief makro yang berbukit. Dengan rainase yang lambat, ketinggian  diatas permukaan laut kira-kira 75 m, dengan keadaan cuaca ketika melaksanakan praktikum berawan dan sebelumnya  hujan. Iklim didaerah tersebut masuk kedalam golongan c yaitu agak basah. Bahan induk dari tanah tempat kami melaksanakan praktikum ini berupa endapan aluvial.



Dilihat dari srtuktur lubang profil tersebut terdapat 3 horizon yakni :
No lapisan 1, degan simbol lapisan A1.
§  Batas lapisannya b (baur) artinya betas lapisan horizon penyusun profil tanah yang sangat jelas yakni > 12 cm.
§  Batas topografinya ialah (tak beraturan)
§  Warnanya 7,5  ( yellow red) 3/2
§  Dengan tekstur pada saat dipegang atau dirasa degan jari tangan terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, gulungan dengan permukaan mengkilat yaitu lempung berdebu (LD)
§  Dengan srtuktur tanahnya yakni :
·         Tipe struktur tanah gumpal (g) artinya sumbu fertikal sama denga sumbu horizontal, sisinya berbentuk sudut bulat
·         Sedangkan tingkat perkembagan atau kematangan struktur tanah ialah lm (lemah) artinya butir struktur dapat dilihat tapi mudah rusah dan hancur sewaktu diambil dari profil untuk diperiksa
·         Ukuran atau kelas struktur terdiri dari sedang (sd)
Ø  Konsistensi ialah menyataka daya kohesi dan adesi masa tanah terhadap gaya-gaya yakni
·         Disaat keadaan basah tanah terasa agak lekat (alk), artinya  sedikit melekat pada jari tagan atau benda lainnya
·         Ketika saat lembab lepas (lp) artinya tanah tidak melekat satu sama lain
·         Ketika saat kering tanahnya lembut (lb) artinya gumpalan tanah mudah hacur ketika diremas


Ø  Ketika tanah ditetesi dengan menggunakan HCL untuk mengetaui kandungan kapur dalam tanah maka kadungan CaCO3 dengan kriteria rendah atau tidak ada.
Ø  Bahan organik dapat diketahui dengan melarutkan sedikit larutan H2O2 diatas segumpalan tanah yang ditempatka pada cawan dengan mengamati buihnya, diketahui berbuih dengan kriteria tinggi
Ø  Catatan lainnya diketahui pH 5.5
No lapisan 2, degan simbol lapisan A2.
§  Batas lapisannya b (baur) artinya betas lapisan horizon penyusun profil tanah yang sangat jelas yakni > 12 cm.
§  Batas topografinya ialah ta (tak beraturan)
§  Warnanya 7,5 yr ( yellow red) 3/2
§  Dengan tekstur pada saat dipegang  rasa harus agak licin, membentuk bola, teguh gulungan mengkilat, dan melekat yaitu lempung liat berdebu (Li,L,D)
§  Dengan struktur tanahnya yakni :
·         Tipe struktur tanah remah (r) artinya membulat, sangat porous, agregat tidak terkat sesamanya
·         Sedangkan tingkat perkembaga atau kematangan strutur tanah ialah sedang (sd)  butir-butir struktur agak kuat dan tidak hacur waktu diambil dari profil untuk diperiksa
·         Ukuran atau kelas struktur terdiri dari besar (bs)
Ø  Konsistensi ialah menyataka daya kohesi dan adesi masa tanah terhadap gaya gaya yakni
·         Disaat keadaan basah tanah terasa sangat lekat (slk), artinya  sangat melekat pada jari tangan atau benda lain
·         Ketika saat lembab dia gmbur (gb) artinya diperluka sedikit tekana untuk meghancurkan gumpalan
·         Ketika saat kering tanahnya lepas (lp) artinya tidak melekat satu sama lain
Ø  Ketika tanah ditetesi dengan menggunakan HCL untuk mengetaui kandungan kapur dalam tanah maka kadungan CaCO3 dengan kriteria rendah atau tidak ada.
Ø  Bahan organik dapat diketahui dengan melarutkan sedikit larutan H2O2 diatas segumpalan tanah yang ditempatka pada cawan denga kriteria buih berbuih sedang
Ø  Catatan lainnya diketahui pH 5.5
No lapisan 3, degan simbol lapisan c.
§  Batas lapisannya tidak diketahui karena akibat lubang profil yyag tidak sampai pada penggalian sejauh 150 cm 
§  Batas topografinya ialah tidak diketahui
§  Warnanya 7,5 yellow red (yr) 4/3
§  Dengan tekstur pada saat dipegang  terasa licin, agak melekat, dapat dibentuk bola agak teguh, gulungan dengan permukaan mengkilat yaitu lempung berdebu (LD)
§  Dengan struktur tanahnya yakni :
·         Tipe struktur tanah prismaltik (pr) artinya sumbu fertikal lebih berkembag adari sumbu horizontal, sisi atas
·         Sedangkan tingkat perkembagan atau kematangan strutur tanah ialah sedang (sd)  butir-butir struktur agak kuat dan tidak hacur waktu diambil dari profil untuk diperiksa
·         Ukuran atau kelas struktur terdiri dari halus (h)
Ø  Konsistensi ialah menyataka daya kohesi dan adesi masa tanah terhadap gaya gaya yakni
·         Disaat keadaan basah tanah terasa agak lekat  (alk), artinya  sedikit melekat pada jari tangan atau benda lain
·         Ketika saat lembab tanahnya teguh (tg) artinya memelrluka tekanan yang lebih besar untuk menghancurkan tana tersebut
·         Ketika saat kering tanahnya agak keras (akr) artinya berturut memerlyka tekanan yang semangkin besar 
Ø  Ketika tanah ditetesi dengan menggunakan HCL untuk mengetaui kandungan kapur dalam tanah maka kadungan CaCO3 dengan kriteria rendah atau tidak ada.
Ø  Bahan organik dapat diketahui dengan melarutkan sedikit larutan H2O2 diatas segumpalan tanah yang ditempatka pada cawan denga kriteria buih berbuih sedikit
Ø  Catatan lainnya diketahui pH 5.5
Ø  Adanya karatan tanah, jumlah persennya tidak diketahui






BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Tanah adalah bagian terluar dari kulit bumi yang biasanya dalam keadaan lepas-lepas, lapisannya bisa sangat tipis dan bisa sangat tebal, perbedaannya dengan lapisan di bawahnya adalah hal warna, struktur, sifat fisik, sifat biologis, komposisi kimia, proses kimia dan morfologinya.
Setiap tanah pasti memiliki struktur dan tekstur yang berbeda tergantung pada situasi tanah itu sendiri maupun bahan organic yang ada pada tanah tersebut.Begitu pula pada profil tanah, setiap horizon tanah pastinya memiliki perbedaan dengan hoizon lainnya. Antara tanah yang masih muda juga terdapat perbedaan baik dari struktur, porositas maupun warna yang akan di hasilkan.

5.2 Saran

            Banyak hal yang harus di perhatikan dalam melakukan observasi atau kerja lapangan agar apa yang ingin kita ketahui serta yang kita cari mampu kita dapatkan secara sempurna dan maksimal. Seperti halnya geografi tanah ini, dalam pemboran tanah dan membuat penampang lahan untuk kita amati profilnya harus teliti dan hati-hati.






DAFTAR PUSTAKA


Hasmunir. 2007. Geografi Tanah. Banda Aceh: Universitas Syiah Kuala.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2168523-pengertian-tanah,diakses pada 3 Juni 2014.










Komentar